Sima anak
Cerita rakyat Anak Sima ini penuh misteri, ada beberapa sumber yang
saya temui menceritakan bahwa sewaktu beliau kecil memang pernah
mendengar jeritan tangis Anak Sima. Cerita ini berkembang di daerah hulu
sungai, waktu itu pernah menjadi cerita yang menghebohkan tetapi
sekarang tidak banyak lagi anak muda yang mengetahui kisahnya.
Anak Sima berasal dari anak kapang (anak terlahir dari
hubungan tidak sah), karena merupakan anak hubungan gelap maka ibu sang
bayi membuangnya ke dalam hutan lebat setelah dilahirkan, untuk membuang
rasa malu. Bayi yang baru lahir ini menangis sejadi-jadinya karena ia
merasa lapar dan kedinginan. Berhari-hari menangis tidak ada seorang pun
yang mendengar sehingga hampir mati.
Tiba-tiba saat itu lewatlah Takau (jenis hantu paling kuat
dalam cerita rakyat Kalsel, bisa berubah bermacam bentuk dan ilmunya
sangat tinggi). Takau yang lewat ini sangat kelaparan, saat ia mendengar
tangisan bayi segera ia menuju ke sumber suara.
” aumm (takau dalam bentuk macan) laparnya ai parut ku, nyaman banar
bisa bayi ngini lamun kumakan” geram Takau (lapar sekali perutku,
sungguh lezat kalau bayi ini kumakan).
Takau pun segera mendekati bayi itu, bayi yang menangis disentuhnya
tiba-tiba berhenti menangis. Takau terpesona melihat kecakapan anak ini.
Rambutnya ikal,hidung mancung, matanya bulat, bibirnya merah delima,
dan tersenyum dengan sangat manis. Takau berubah menjadi bentuk manusia,
digendongnya dengan mesra bayi itu, di dalam hatinya tidak ada lagi
maksud untuk memakan bayi ini.
“bah, baik ku bawa bulik haja bayi ngini, bungas banar, kujadiakan
anakku, kusayangi wan kupalihara” kata Takau kegirangan (wah, sebaiknya
kubawa pulang saja bayi ini, cantik sekali, aku jadikan anakku, aku
sayangi dan aku pelihara). Bertahun-tahun Takau memelihara bayi yang
diberinya nama Anak Sima, tetapi anehnya Anak Sima ini tidak bertambah
dewasa bentuknya tetap seorang bayi. Karena dipelihara oleh hantu, maka
Anak Sima pun memiliki ilmu hantu dari Takau. Takau dan Anak Sima selalu
mengembara ke hutan-hutan, kadang digendong kadang dihambin
(digendong di punggung/dibopong) Takau sangat menyayangi Anak Sima. Saat
Anak Sima lapar maka ia akan pergi sendiri mencari makanannya. Jenis
makanan yang paling disukai Anak Sima adalah jantung manusia hidup.
Anak Sima mempunyai ilmu yang lumayan hebat semacam ilmu pengasih,
dengan tangisannya orang akan terpesona sehingga mencari-cari sumber
suara, setelah orang itu mendekat Anak Sima dengan mesra akan memanggil
orang itu ‘Uma-Uma’ (mama). Orang yang dipanggil akan merasa kasihan dan
sayang sehingga tidak mampu menahan keinginan untuk menggendong Anak
Sima.
Pada suatu ketika, ada seorang ibu tua yang sedang mengumpulkan kayu
bakar memasak di hutan. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh bunyi suara
tangisan bayi, meskipun dalam pikirannya bingung ada tangis bayi dalam
hutan, tetapi tangisan itu sangat menggoda untuk dicari. Diperhatikannya
sekeliling untuk mencari sumber tangisan itu, didekatinya, ketika
sampai dibawah pohon dilihatnya ada seorang bayi yang sangat cantik
rupanya.
“Uma” ujar bayi itu. Perempuan tua sangat terkejut mendengar
panggilan itu. Langsung saja timbul rasa iba dan sayangnya pada bayi
ini. Segera didekatinya bayi yang tadi memanggilnya dengan sebutan mama.
“kur sumangat, anakku” ujarnya (semacam panggilan orang
Melayu Banjar, maksudnya mengembalikan semangat yang hilang). Bayi ini
segera digendongnya, tetapi anehnya si bayi hanya mau dihambin.
Kehendaknya dituruti oleh ibu tua, dalam perjalanan pulang ke rumah
dihambinnya bayi ini yang tak lain adalah Anak Sima.
Semakin jauh perjalanan, si perempuan tua semakin merasakan
punggungnya berat dan pedih, padahal si bayi badannya ringan. Karena
tidak tahan lagi ia pun menengok ke belakang, tetapi yang dilihatnya
sangat mengerikan, Anak Sima sedikit demi sedikit memakan daging
punggungnya sampai berlubang setelah itu diambilnya jantung kemudian
dimakannya. Perempuan tua yang sudah diambil jantungnya segera
ditinggalkan lari ke dalam hutan.
Begitulah cara Anak Sima menjerat korbannya. Begitu banyak korban
berjatuhan di dalam hutan karena terpesona oleh Anak Sima ini. Semua
korban ditemukan dalam keadaan yang hampir sama, tubuh bagian belakang
berlubang dan jantungnya telah hilang.
Di daerah yang menjadi sumber cerita ini, sering terdengar bunyi
tangisan bayi di samping rumah. Bayi ini menangis sambil memanggil Uma
kepada orang di dalam rumah. Bagi yang sudah tahu maka akan menyahut
“Aku lainan uma ikam. Uma ikam di anu / di kampung anu” (aku bukan
ibumu, ibumu di anu / di kampung anu). Maka Anak Sima yang mendengar
jawaban tadi akan segera pergi ke tempat yang disebutkan oleh yang punya
rumah. Sehingga terhindarlah mereka dari ancaman Anak Sima.
nah dibawah ini adalah tulang dari anak sima, karena sudah sering makan korban dan selalu ditempat yang sama, maka dikontaklah Hantu Takau ayah dari anak sima ini dan diminta pertanggungjawabannya. Ketika anak sima diserahkan ke dunia nyata maka langsung mati dan inilah oleh oleh yang didapat dan menjadi bahan pembuat minyak Sibuang Anak.
(tidak dijual, hanya sebagai dokumen saja)
0 komentar